.... Mudah-mudahan foto-foto Bekantan ini, Bukan foto Bekantan terakhir ... Lets Save Bekantan !!!!!

Google Translate
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified




Bekantan itu Akhirnya Mati

PONTIANAK - Seekor Bekantan yang ditemukan kritis akibat tersengat listrik di Jalan Adi Sucipto, Minggu (6/4), akhirnya mati meskipun sudah mendapat penanganan medis dari beberapa praktisi kesehatan hewan.Bekantan dengan jenis kelamin betina ini mati, Minggu (6/4) tepat pukul 24.00. setelah beberapa prkatisi kesehatan hewan melakukan penanganan pertama dengan pemasangan slang infus ke tangan monyet dengan nama latin nasalis larvatus itu.
Menurut Dwi Suprapti dari WWF-Indonesia, Bekantan tersebut mengalamai luka bakar (vulnus combustion) 40 persen dengan derajat ringan sampai dengan sedang. Pemeriksaan fisik terjadi kekakuan otot dan alat gerak akibat sengatan listrik tegangan tinggi.Selain itu, lanjut Dwi, akibat sengatan listrik tegangan tinggi itu, mengakibatkan alat gerak baik kaki dan tangan kanan tidak lagi berfungsi normal. Hal itu kemudian diperparah dengan traumatik akibat jatuh ketinggian.
 
Di samping itu, saluran pencernaan Bekantan tersebut kosong, memungkinkan Bekantan dalam kondisi lapar dan sedang mencari makan.Dwi yang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali itu, terjadi hypothermia. Pada pemeriksaan Bekantan saat sebelum penanganan adalah 37,5ºC, kemudian terjadi penurunan suhu hingga 36,5º C 2 jam pascapenanganan. “Pada Pukul 23.00, terjadi  hypersalivasi tampak rasa cemas yang berlebihan yang ditandai dengan Bekantan mulai bergerak dan gelisah. Selanjutnya pada Pukul 24.00, Bekantan dijumpai dalam keadaan mati,” kata Dwi, kemarin.
 
Kendati demikian, untuk memastikan penyebab kematian Bekantan, sekaligus untuk meneguhkan diagnosa akhir dan causa mortis dapat dilakukan Otopsi atau Bedah Bangkai serta pemeriksaan Patologis Anatomis.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah III Singkawang, BKSDA Kalbar, P Samosir mengaku miris dengan beberapa kasus satwa dilindungi yang terjadi belakangan ini. Menurut Samosir, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait asal usul Bekantan tersebut. “Kami akan melakukan penyelidikan, dari mana asal Bekantan ini. Rasanya tidak mungkin jika Bekantan ini peliharaan manusia,” kata Samosir yang ditemui di kantor WWF Indonesia Program Kalbar, kemarin.
 
Dikatakan Samosir, Bekantan merupakan satwa yang jarang dipelihara oleh manusia. Selain habitatnya di pinggir sungai dan pepohonan mangrove, satwa dengan bulu coklat kemerahan ini tidak makan buah-buahan. Melainkan pucuk daun rengas dan pucuk mangrove. “Saya sudah 20 tahun bekerja di BKSDA, rasanya jarang manusia yang memelihara satwa ini. Kalau pun ada pasti ada perlakukan lain,” kata Samosir.
Terkait penanganan medis yang dilakukan tim praktisi kesehatan hewan, Samosir mengaku tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Dimana para dokter hewan ini melakukan tindakan darurat disaat satwa ditemukan dalam kondisi kritis. “Apa yang dilakukan tim dokter ini sudah bagus. Sesuai dengan prosedur. Meskipun akhirnya satwa itu mati,” lanjut Samosir.
 
Diakui Samosir, di dalam tubuh Badan Konservasi Sumber Daya Alam, belum ada tim teknis yang bisa menangani kesehatan satwa. “Di BKSDA sendiri, memang belum ada tim medis atau tim teknis yang bisa menangani kasus-kasus seperti ini. Kalau pun kasus ini kita yang nangani, ujung-ujungnya juga ke dokter hewan,” katanya.
 
Bekantan ini pertama kali ditemukan oleh warga, jatuh setelah tersengat listrik tegangan tinggi di Jalan Adi Sucipto Pontianak Tenggara, Minggu (6/4) pukul 15.00.wib. Diduga akibat tersengat aliran listrik.Menurut Edi (50), warga Gang Transmigrasi Jalan Adi Sucipto mengatakan, Bekantan tersebut jatuh setelah terdengar percikan listrik dari salah satu kebel listrik di jalan tersebut. Lama setelah itu kera dengan hidung panjang ini jatuh. “Saya pun kaget. Pas saya lihat ternyata seekor kera,” kata Edi, yang juga Ketua RW 13 Kelurahan Bangka Belitung Laut ini.
 
Dijelaskan Edi, kera berbulu coklat kemerahan itu pun dievakuasi tak jauh dari lokasi terjatuhnya kera tersebut. “Saya ambil dan saya bawa ke sini. Saya pikir kera ini sudah mati. Setelah kami siram pakai air, kera ini pun hidup kembali. Tapi tak bisa bergerak lagi,” lanjutnya.Setelah itu, lanjut Edi. Agar tak lepas, kera itupun di ikat tangannya. “Rencannya kera ini mau saya bawa ke dokter hewan. Biar bisa diobati. Kasian liatnya,” kata edi miris.Ditambahkan Edi, Bekantan ini sudah terlihat oleh warga sejak sebulan lalu. Kera ini terus bergelantungan di pohon-pohon pinggir jalan. Namun hingga akhirnya ditemukan kesetrum, kera ini tidak ada yang menangkap. “Saya un heran. Kok di kota ada kera. Saya kira kera ini peliharaan orang,” tambahnya. (arf)

copas berita & foto daei : Pontianak Post


No comments:


Donasi anda sangat membantu untuk pengembangan blog ini. Terima Kasih, Salam Lestari !